Unggas Indonesia
   Membangun Industri Perunggasan Nasional Mandiri

www.alabio.cjb.net

Home

Sponsor

Buku Tamu

e-mail

Profil Surat2 Periklanan FAQ

Batch Mixing


Batching adalah identik dengan satuan frekuensi pengadukan, yaitu 1 batch adalah satu kali mixing. Batching mencerminkan ukuran kapasitas mixer, misalnya 1 batch pakan sama dengan 2; 3 atau 5 ton. Batching mencakup pekerjaan penimbangan bahan baku dari tiap bin (proportioning) sampai seluruh bahan baku dimasukkan ke dalam mixer. Dalam prakteknya batching bisa dilakukan secara manual, semi otomatis dan komputerisasi. Sistem batching terdiri atas :
1. Proportioning bin : bin material berisikan jenis-jenis bahan baku sudah dalam bentuk
    halus yang siap timbang. Screw conveyor di dasar tiap bin terhubung ke hopper
    timbangan untuk menimbang berat bahan baku yang diambil dari bin material sesuai
    dengan formula jenis pakan yang sedang diproduksi. Motor screw conveyor  
    terhubung dengan pengendali motor di ruang komputer dan sistem timbangan.
2. Scale Hopper : berbentuk hopper (ruang kerucut) tergantung bebas dan membebani
    load cell (bisa 3 atau 4 unit tergantung model) untuk mengkonversikan beban berat
    bahan baku yang jatuh ke hopper menjadi tampilan angka di ruang kontrol produksi.

Pada sistem manual, perlengkapan tambahan di meja ruang kontrol terdiri atas rotary switch dengan 10 - 15 titik angka (menggambarkan jumlah bin yang bisa dikontrol), tombol on-off untuk mati hidup motor screw conveyor do bin yang dituju, indikator untuk melihat aktual berat yang sudah tertimbang dan switch open-closed untuk buka tutup pintu bawah scale hopper yang menuju ke hopper atas mixer atau pada sistem lain bisa langsung ke mixer. Operator pada sistem manual memegang formula pakan yang diproduksi, memutar rotary switch untuk pilihan bin sesuai yang tertera dalam kertas formula dan menekan tombol untuk menyalakan atau mematikan motor bin untuk mengambil bahan baku di bin yang dituju sesuai kertas formula. Apabila transfer material dari satu bin sudah terpenuhi, rotary switch dipindah ke bin berikutnya dan seterusnya. Setelah satu batch terselesaikan, buka switch open-closed ke posisi open untuk memindahkan batch tersebut ke hopper tunggu atau langsung ke mixer. Pastikan bahwa sebelumnya mixer sudah dikosongkan dari batch sebelumnya. 

Pada sistem komputerisasi, sistem feedmill sudah terpampang pada tampilan monitor
dan pengoperasian menggunakan format window. Sewaktu proses produksi, operator hanya memasukkan data kode pakan (nomor formula) yang akan dibuat dan jumlah batch yang akan diproduksi dengan catatan semua bahan baku yang ada dalam bin yang akan diambil sewaktu proportioning dalam kondisi cukup. Batch mixing pada sistem ini belangsung secara berkesinambungan sehingga efisiensi penggunaan mesin sangat diperbaiki. Setelah satu batch terselesaikan, otomatis pintu scale hopper membuka dan batch masuk ke mixer. Semua buka tutup pintu scale hopper dan mixer diatur otomatis sehingga meniadakan kesalahan operasional.

Ukuran motor, tipe motor, panjang screw conveyor dan jenis bahan baku sangat me
nentukan kecepatan proses batching. Pada feed mill dengan jumlah bin yang banyak
biasanya menggunakan 2 scale hopper dan alokasi bahan baku di bin bisa menentukan efisiensi batching. Motor digunakan tipe dual speed atau variable frequency driver yang memungkinkan untuk mengatur putaran cepat atau lambat. Pada awal penyalaan bergerak dengan putaran cepat, lalu menjelang tercapainya berat yang diinginkan motor bergerak dengan putaran lambat.
Kembali ke Panduan Teknologi Pakan