Ketengikan Oksidatif Pakan Unggas
DR A.A Qureshi
Poultry International March 2002
Kebutuhan nutrisi unggas cukup kompleks mengingat relatip sederhananya saluran
pencerna an dan sedikitnya mikroflora usus. Ada sekitar 40 nutrisi esensial yang harus terkandung dalam pakan,
termasuk asam amino, vitamin dan unsur anorganik seperti air, oksigen dan enerji.
For
mulasi pakan seimbang dapat melibatkan lebih selusin bahan baku untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti protein, lemak, serat kasar, kalsium dan fosfor. Pada umumnya formula pakan terdiri 60 - 65
% bahan bijian seperti gandum, beras, sorghum, dan jagung dikombinasikan dengan beberapa bungkil kaya lemak. Bahan baku dengan kandungan lemak yang tinggi seringkali menyebabkan ketengikan
pada bahan baku maupun pakan. Nilai peroksida di atas 10 dianggap tidak aman dan mengindikasikan terjadinya ketengikan pakan.
Kondisi iklim yang panas dan lembab meningkatkan gejala ketengikan oksidatif yang terdiri atas
2 jenis yaitu :
1. Ketengikan hidrolitik yang dihasilkan dari aktivitas mikro organisma terhadap lemak
menye
babkan proses hidrolisis sederhana lemak menjadi asam lemak, di-gliserida, mono-gliserida
dan gliserol. Ketengikan hidrolitik tidak mempengaruhi nilai nutrisi.
2. Peroksidasi lemak menyebabkan pembentukan radikal bebas pada ikatan tak jenuh akibat
pemisahan hidrogen dari asam lemak tak jenuh, yang menurunkan nilai enerji lemak. Reaksi
dipercepat dengan kehadiran mineral-mineral jarang yang terdapat dalam oksigen.
Vitamin E dan antioksidan lain seperti BHT atau Endox dapat menahan peroksidasi dengan mengubahnya kembali menjadi asam
lemak semula. Jika peroksida dibiarkan berlanjut akan terjadi pemecahan menjadi aldehid dan keton.
Peroksidasi lemak mengganggu fungsi-fungsi metabolik vital akibat rusaknya nutrisi kritis seper
ti vitamin A, D dan E. Menyebabkan kegagalan reproduksi, jeleknya konversi pakan, daging unggas
berbau tidak enak dan berkurangnya pigmentasi telur dan kulit broiler, seperti halnya penyakit
encephalomalaciia, exudative diathesis dan nutritional myopathy pada ayam muda. Embrio dari
induk yang defisiensi vitamin E mati pada umur 4 hari inkubasi. Penyakit lain yang terkait dengan ketengikan oksidatif adalah rusaknya epithelium uriner dan saluran pernapasan, conjuntivitis,
panopthalamitis, stomatitis nephrosis dan kegagalan sistem imunisasi. Ascites dan hydropericardium adalah penyakit yang umum menyerang unggas di negara berkembang, seringkali terkait dengan
defisiensi vitamin E dan selenium.
Peranan Vitamin
Vitamin A, D dan E disebut juga vitamin yang larut dalam lemak sangat cepat berubah akibat ketengikan oksidatif dan suhu tinggi pelleting. Di dalam tubuh, vitamin A bisa dirusak oleh bakteri
dan infeksi koksidia maupun infestasi cacing usus khususnya pada ayam yang diberi pakan rendah
protein dan lemak. Kebutuhan normal akan vitamin bervariasi sesuai tipe dan umur ayam, tetapi juga oleh kondisi cuaca dan tingkat stress. Pedoman kebutuhan vitamin larut lemak bagi ayam komersial moderen diperlihatkan tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Kebutuhan Vitamin Ayam
Pedaging |
|
|
|
|
Jenis Vitamin |
Starter |
Grower |
Finisher |
Vitamin A (IU / kg) |
15.000 |
10.000 |
10.000 |
Vitamin D3 (IU / kg) |
3.000 |
2.000 |
2.000 |
Vitamin E (mg / kg) |
30 |
20 |
20 |
DR A.A. Qureshi (Poultry
International, March 2002) |
Tabel 2. Kebutuhan Vitamin Ayam
Petelur |
|
|
|
|
Jenis Vitamin |
Starter |
Developer |
Layer |
Vitamin A (IU / kg) |
9.000 |
5.000 |
5.000 |
Vitamin D3 (IU / kg) |
1.500 |
1.500 |
2.000 |
Vitamin E (mg / kg) |
5 |
4 |
5,5 |
DR A.A. Qureshi (Poultry
International, March 2002) |
Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan untuk fungsi dan tampilan normal berbagai jaringan / organ tubuh termasuk
pemeliharaan selaput lendir, tekanan cairan cerebrospinal, pertumbuhan kartilago, pertumbuhan
dan reproduksi, penglihatan dan koordinasi. Pada umumnya vitamin A tersedia dalam bentuk alkohol vitamin A, aldehida dan asam. Dalam bentuk alami terkandung pada minyak hati ikan dan tepung daun alfalfa. Perusakan vitamin A akibat ketengikan oksidatif mengarah pada gejala defisiensi akut termasuk terhambatnya pertumbuhan tulang dan penyusutan jaringan endochondral yang menyebabkan ataxia. Bentuk terakhir sering
dikacaukan dengan defisiensi kalsium. Gejala lain akibat defisiensi vitamin A adalah keluaran berair seperti susudari mata dan hidung, kadang-kadang menyebabkan akumulasi gumpalan di mata, kebutaan dan perusakan seutuhnya bola mata.
Berkurangnya jumlah sperma dan penurunan motilitas seringkali dialami ayam jantan sedangkan
pada ayam betina mengalami penurunan produksi telur dengan kasus bercak darah dalam telur dan
kematian embrionik. Pembengkakan ginjal akibat deposit asam urat seringkali terjadi pada defisiensi vitamin A akut, menyebabkan lesi-lesi yang mirip dengan IBD. Lesin atau tonjolan pada pharynx oesophagus seringkali terlihat dan
dikacaukan dengan cacar air pada ayam yang tidak divaksin. Pada kasus selanjutnya, terjadi infeksi bakteri yang menyebar ke larynx yang bisa menyebabkan kematian mendadak seperti tercekik pada ayam yang semula
terlihat sehat.
|
Perlukaan pada oesophagus akibat
defisiensi vitamin A dan infeksi bakteri. DR A.A.Qureshi |
Vitamin D
Vitamin D penting untuk metabolisme kalsium dan fosfor serta pembentukan tulang dan kerabang telur. Merupakan sterol yang larut dalam lemak, umumnya ditambahkan ke dalam pakan sebagai vitamin
D3 atau calciferol. Sumber alam vitamin D adalah minyak hati ikan. Lemak, garam empedu dan asam
organik tertentu seperti asam laktat mendukung penyerapan vitamin D. Ketengikan oksidatif pada pakan menyebabkan defisiensi vitamin D yang serius dan gejala kelemahan kaki dan riketsia. Paruh dan kuku menjadi lembek dan lentur.
Vitamin E
Ketengikan oksidatif merusak vitamin E, menyebabkan encephalomalacia, kelemahan koordinasi, dan
tansudative diathesis atau akumulasi cairan berwarna kuning atau kehijauan dalam jaringan subkutan termasuk rongga perut dan kantung perikardial, seringkali dijelaskan sebagai ascites dan
hydropericardium. Penyusutan otot biasa teramati dan juga rendahnya fertilitas serta daya tetas
di samping pengurangan jumlah sperma pada ayam jantan. Sistem kekebalan terganggu menyebabkan
peningkatan kepekaan terhadap infeksi bakteri dan virus.
Mencegah Ketengikan Oksidatif Pakan
Di banyak negara berkembang yang beriklim panas dan kelembaban tinggi, masalah ketengikan oksidatif meningkatkan morbiditas dan mortilitas, serta memperburuk konversi pakan yang mengurangi pendapatan peternak. Pemanenan dan penyimpanan bahan baku pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap stabilitas vitamin dan mineral. Penambahan antioksidan ke dalam pakan maupun bahan bakunya
dapat secara efektif mengurangi kasus ketengikan oksidatif. Pada umumnya produsen bahan baku tidak menambahkan atas dasar pertimbangan biaya dan penyimpanan dalam waktu lama di bawah kondisi
yang buruk seringkali menyebabkan ketengikan oksidatif pada kandungan lemaknya. Dalam kasus yang
sama, banyak vitamin dan mineral premix impor disimpan dalam kurun waktu lama. Hanya vitamin
yang stabil yang mampu bertahan terhadap kondisi yang buruk.
1. Perbaiki kondisi penyimpanan misalnya ventilasi yang membantu menyediakan udara kering
dan dingin,
2. Vitamin dan mineral premiks harus disimpan terpisah dan hanya dicampur sewaktu proses
produksi pakan
3. Pakan tidak boleh disimpan lebih dari seminggu
4. Rotasi stok pakan sehingga pakan berumur tua selalu dikonsumsi terlebih dahulu
5. Gunakan antioksidan misalnya vitamin E, BHT dan Endox. Penambahan sodium bikarbonat
dan kaolin cukup membantu. Tingkat penggunaan dari kebanyakan antioksidan berkisar 200 -
300 g/ton untuk bahan baku mengandung lebih dari 10 % lemak. Pakan yang ditambahkan
antioksidan bisa tahan disimpan selama 3 - 6 minggu bahkan jika disimpan pada suhu tinggi
(50 oC dan kelembaban nisbi 80 - 90 %). |