Unggas Indonesia | ||
Membangun Industri Perunggasan Nasional Mandiri |
www.alabio.cjb.net |
Profil | Surat2 | Periklanan | FAQ |
Batch Cycle |
Batch cycle adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu siklus
batching sejak dari proses proportioning (transfer bahan baku dari seluruh
bin material) sampai pengosongan mixer, yang merupakan proses berkelanjutan
dalam satu jenis pakan yang sama. Apabila harus berganti jenis pakan, maka
akan ada jeda waktu pergantian yang memberikan kesempatan operator untuk memindahkan target bin produk. Unsur batch cycle adalah : 1. Proportioning time : waktu penimbangan bahan baku sewaktu transfer dari bin material ke scale hopper. 2. Filling time : waktu pengisian mixer sewaktu bahan selesai ditimbang di scale hopper diikuti pengosongan scale hopper selama transfer ke mixer. 3. Mixing time : waktu pengadukan dalam mixer. 4. Emptying time : waktu pengosongan mixer sewaktu pintu bawah mixer dibuka untuk mentransfer material ke posisi selanjutnya (surge hopper bawah atau langsung ke bin target). 5. Dead time : waktu dimana tidak ada kegiatan sistem yaitu menunggu kosongnya mixer untuk siap diisi kembali oleh batch yang berikutnya. Kapasitas batch cycle ditentukan oleh beberapa kriteria : 1. Volume mixer 2. Efisiensi mixer, ditentukan oleh waktu mixing. Mixer horizontal tipe ribbon mempunyai waktu mixing 4 - 5 menit, mixer horizontal tipe padle mixer mempunyai waktu mixing 1,5 - 2 menit (kapasitas 2 ton / batch), sedangkan mixer vertikal mempunyai waktu mixing yang jauh lebih lama (15 menit). 3. Jumlah pergantian jenis pakan setiap shift produksi 4. Jenis dan jumlah macam bahan baku cair yang ditambahkan ke mixer 5. Metoda pengeluaran material dari mixer yaitu drop bottom, buka 1 pintu, kapasitas motor screw conveyor dan elevator sesudah mixer, apakah mixer dilengkapi dengan surge hopper untuk penampungan sementara setelah keluar dari mixer atau tidak. 6. Waktu pengisian mixer (transfer material dari scale hopper dan hand add premix) 7. Waktu pengosongan mixer 8. Densitas formulasi pakan apabila mengandung banyak bahan ringan khususnya katul akan menyebabkan proportioning time lebih lama dibandingkan sedikit mengandung katul dan banyak bahan berat (misalnya tepung batu, jagung dll). Rumus kapasitas produksi per jam menurut Pfost (1976) adalah : Hourly Production = (60 x Mc x EI) / (FT + MT + ET + DT) dimana : MC = kapasitas terpasang mixer (misal 3 ton/batch) EI = index efisiensi (misal diukur pada idex 80 %) FT = waktu pengisian mixer MT = waktu pengadukan ET = waktu pengosongan mixer DT = waktu mati (misal 0,5 menit) |
Kembali ke Panduan Teknologi Pakan |