Unggas Indonesia | ||
Membangun Industri Perunggasan Nasional Mandiri |
www.alabio.cjb.net |
Profil | Surat2 | Periklanan | FAQ |
Bulk Truck |
Truk angkut khusus untuk mensuplai pakan ke farm yang dilengkapi dengan sistem penyimpanan dalam
silo dan pemberian pakan otomatis ke dalam kandang. Biasanya kandang berbentuk closed house (kandang tertutup). Bulk truck terdiri atas beberapa komponen penting yaitu : 1. Badan truck berupa ruang penyimpanan terbagi atas 3 kompartemen. Kapasitas total berkisar 8 - 10 ton pakan. Tiap kompartemen mempunyai pintu di bagian atas sebagai jalan masuk pengisian pakan. 2. Screw conveyor di bagian bawah kompartemen 3. Screw conveyor lipat yang bisa dijulurkan / ditegakkan, terhubung dengan screw conveyor bawah kompartemen. Berfungsi untuk menyalurkan pakan dari dasar kompartemen ke silo penyimpanan pakan di farm. Feedmill moderen mempunyai sistem bagging yang mampu melayani pengisian bulk truck termasuk ruang garasi untuk parkir truk ke dalam area bagging curah. Truk maju mundur untuk mengisi tiap kompartemen sampai semuaya bisa terisi. Farm dilengkapi silo untuk penyimpanan pakan, satu kandang mempunyai satu silo. Dari bulk truck pakan di tiap kompartemen akan ditransfer dengan perantaraan screw conveyor yang ada di bagian dasar kompartemen, menuju ke scre conveyor luar yang bisa dijulurkan untuk mengisi hopper silo. Dari hopper silo, pakan ditransfer ke dalam silo. Penggunaan bulk truck mempunyai beberapa keuntungan yaitu : 1. Meniadakan biaya karung 2. Mempercepat operasi loading (muat) dan unloading (bongkar) serta meniadakan biaya bongkar muat. 3. Memudahkan sanitasi mobil karena identitas truck dan jumlah truck bisa lebih dikendalikan. Keterbatasan atau kendala dari bulk truck adalah : 1. Segregasi pakan diperbesar karena selama perjalanan dan jatuh bebas ke dalam silo di farm peluang pemisahan partikel-partikel komponen pakan diperbesar, dibandingkan jika pakan dikemas dalam karung 2. Apabila menggunakan pakan butiran / pellet, meningkatkan peluang persentase tepung akibat pergesekan mekanis yang lebih sering. 3. Biaya investasi pertama relatif besar. |
Kembali ke Panduan Teknologi Pakan |